Senin, 27 Maret 2017

100 Tak Mungkin Satu Orang .....!! Kisah Nyata Sang Jenderal Dan Nenek Tua Pedagang Keripik Singkong. Alhamdulillah ..!!!, Bila Semua Pejabat Negeri Ini Berahlak Mulia, Tak Sulit Menjadikan Indonesia Bangsa Peduli Rakyat Jelata Yang Setuju Silahkan Share... Dan Mari Komen......Gan....!!!



Kapolda NTB, Brigjen Pol Umar Septono SH, MH ketika mencium tangan seorang nenek tua penjual keripik singkong (kicknews,gin)
kicknews.today Mataram – Brigadir Jenderal Drs Umar Septono SH, MH. Kapolda NTB, sepertinya tidak pernah lelah untuk memberikan contoh bagaimana bertingkah laku dan berperilaku yang baik dan santun, baik kepada yang muda maupun yang tua.
  Tak heran hal itu membuatnya menjadi perhatian publik, karena dengan gaya kebersahajaannya tersebut.

Kali ini sang jenderal tidak segan-segan untuk m3ncivm tangan seorang nenek tua penjual keripik singkong seraya membeli dagangannya dimana saat itu secara kebetulan dirinya bertemu dengan nenek tua itu saat hendak mel4yat atas meninggalnya orang tua dari salah seorang anggota polisi di wilayah Gomong, Kota Mataram pada 28 februari 2016 yang lalu.

Mengenai kenapa dirinya begitu merendah dihadapan orang-orang miskin dan anak-anak yatim, dalam kesempatan lain Umar Septono pernah menyampaikan bahwa bagi dirinya melihat mahluk ciptaan Tuhan, bukan dari pangkat, jabatan ataupun hartanya, melainkan dari kedekatannya kepada Tuhan yang maha kuasa.
“Saya merasa lebih khaw4tir jika ada orang miskin dan anak yatim marah kepada saya, karena ada ayatnya dalam Al Quran yang menyatakan kalau sampai menghardik mereka, itu namanya termasuk orang yang m3ndustaka agama” ujar Kapolda.

Dia menjelaskan, bahwa menghorm4ti dan menyayangi orang miskin adalah perintah Tuhan, jadi dirinya tidak pernah merasa rendah jika sampai mencivm tangan mereka tanda penghorm4tan.
 Bagi Umar, menghorm4ti mereka dilihatnya juga dari ujian berat yang diterima orang-orang itu.

“Mungkin saya ataupun rekan-rekan semua tidak akan sanggup menerima ujian seberat yang diterima oleh orang-orang yang saya cium tangannya itu” imbuhnya renyah dengan tebaran senyum kepada para awak media yang ngobrol ringan dengan sang jenderal.

Dikatakan juga, upaya memberikan panutan semacam itu bagi Kapolda adalah usahanya memberi contoh kepada bawahannya ataupun orang lain yang masih menganggap diri lebih tinggi derajatnya dari orang-orang yang terlihat miskin padahal dihadapan Tuhan derajatnya bisa jadi justeru kebalikannya.

“Dihadapan Tuhan kita semua sama dan yang membedakan adalah taqwa” lanjutnya.

Moment yang kebetulan dapat diabadikan oleh salah seorang personil polisi yang mendampinginya ini menyiratkan makna yang sangat mendalam.
 Mungkin terlihat mudah dalam sikap, namun membuang ego dan melepas segala ke4kuan sehingga kepala dapat tertunduk kepada orang-orang yang biasanya dianggap lebih rendah adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan apalagi untuk level para pejabat seperti yang dilakukan oleh kapolda NTB ini. (ddt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar